Senin, 02 Januari 2012

My Girlfriend is Genie [KyuYoung] Part 3



Title             : My Girlfriend is Genie (MGIG) part 3
Author         : srikandikaputri/Kim Hyun Ah
Main cast     : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun
Other cast   : Seo Joo Hyun
Genre          : Romance, Sad
Rating         : PG-15
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Kau bilang kau akan mengabulkan apapun permintaanku. Pokoknya aku tidak mau tahu! Bagaimana pun caranya, kau harus membuatku bisa bersama Seohyun.” Paksa Kyuhyun. Sooyoung hanya terdiam.
“Kenapa diam seperti itu?” Tanya Kyuhyun.
“Ah, ani. Oh ya, darimana kau mendapatkan cincin ini?” Sooyoung balik bertanya, berusaha mencari topik lain.
“Tadinya aku mau memberi cincin itu untuk Seohyun. Tapi dia menolaknya.” Jawab Kyuhyun.
‘Mwo? Jadi dia memberiku cincin yang sudah ditolak Seohyun?’ Sooyoung benar – benar kesal. Ingin rasanya dia melepas cincin itu dan melemparnya ke sungai Han. Tapi ini hadiah pertama dari Kyuhyun, tidak mungkin dia membuangnya!
Tiba – tiba Sooyoung teringat sesuatu.
“Kyu, ada sesuatu yang ingin kulakukan. Tapi aku butuh bantuanmu.” Ujar Sooyoung.
“Apa itu?”
“Tapi jangan marah ya!”
“Hm..”
Sooyoung menghela nafas panjang lalu menarik kerah kemeja Kyuhyun agar memperdekat jarak antara mereka. Kyuhyun kaget melihat apa yang Sooyoung lakukan. Tapi hatinya tidak mau menolak. Perlahan, Sooyoung mendekatkan wajahnya dengan wajah Kyuhyun (author deg degan). Kyuhyun hanya diam memandang wajah Sooyoung yang semakin dekat dengan wajahnya. Dan akhirnyaa…
CUP!
Sooyoung berhasil mendaratkan bibirnya di bibir Kyuhyun. Wajah Kyuhyun menegang tapi tetap menikmati ciuman Sooyoung. Baru saja Kyuhyun menikmati ciuman itu, sesuatu langsung membuatnya kaget dan melepas ciuman Sooyoung.
“YA! Kenapa kau menggigit bibirku?” Kyuhyun berteriak sambil memegang bibir bawahnya yang digigit Sooyoung.
“Mianhae~ aku tidak sengaja.” Jawab Sooyoung.
“Dimana kau melihat adegan itu?” Tanya Kyuhyun yang masih penasaran.
“Aku melihatnya di televisi kemarin. Yeoja itu mencium seorang namja yang memberi cincin padanya.” Jawab Sooyoung dengan wajah polosnya. Dia benar – benar belum mengerti arti dari ciuman.
“Kau ini! Lain kali jangan mencium orang sembarangan. Kau hanya boleh mencium orang yang kau cintai. Arraseo?” Jelas Kyuhyun. Sooyoung hanya mengangguk sambil menundukkan kepalanya. Dia benar – benar merasa bodoh karena telah melakukan kesalahan dalam berciuman.
“Kau bahkan tidak tahu bagaimana cara melakukannya.” Lanjut Kyuhyun.
“Mianhae…” Hanya itu yang mampu diucapkan Sooyoung.
Kyuhyun menatap Sooyoung yang sedang menunduk dihadapannya. Diangkatnya dagu Sooyoung dan menatap matanya.
“Mau kuajari cara melakukannya?” Tanya Kyuhyun perlahan dengan evil smirk-nya. Wajah Sooyoung memerah dan menelan ludahnya dengan susah payah mendengar pertanyaan Kyuhyun.
“Apa maksudmu?” Kyuhyun tak mempedulikan pertanyaan Sooyoung.
Kyuhyun pun mendekati wajah Sooyoung dan tanpa babibu lagi bibir mereka langsung bersentuhan dengan lembut. Sooyoung tidak melakukan apapun. Dia tidak mau membalas ciuman Kyuhyun karena takut akan melakukan kesalahan lagi. Cukup lama mereka berciuman lalu perlahan-lahan Kyuhyun melepas ciumannya.
‘Yaaah~ kenapa berhenti?’ Batin Sooyoung.
“Begitu cara melakukannya. Tidak usah pakai gigi. Ayo pulang!”
Dengan terpaksa Sooyoung meninggalkan tempat itu.
-Esok harinya-
“Ah, akhirnya!” Ucap Kyuhyun yang baru masuk di apartemennya. Tampak sebuah tas belanjaan ditangan. Dengan cepat Sooyoung merampas tas belanjaan itu.
“Ini kan… Gaun yang dimall waktu itu!” Mata Sooyoung berbinar-binar.
“Kau membelikannya untukku?” Tanya Sooyoung.
“Bukan. Itu untuk Seohyun. Aku yakin dia akan terlihat sangat cantik ketika memakai gaun itu. Bagaimana menurutmu?”
Apa? Dia menanyakan pendapat Sooyoung? Yang ditanya hanya diam lalu meletakkan tas belanjaan itu dilantai. Ia berusaha menahan air matanya yang sudah ingin keluar.
“Ne.” Hanya itu yang Sooyoung bilang lalu keluar dari apartemen. Kyuhyun menatapnya dengan bingung. Ada rasa bersalah dibenaknya.
******
“Benar-benar menyebalkan! Dia bilang gaun itu tidak pantas jika aku yang memakainya. Dan sekarang dia bilang Seohyun akan terlihat sangat cantik memakai itu. Brengsek!” Sooyoung terus berjalan entah kemana sambil menangis. Hatinya sakit sekali.
“Apa lebihnya Seohyun itu? Aku lebih istimewa daripada dia! Aku bisa mewujudkan semua keinginan Kyuhyun.”
Tiba-tiba hujan turun. Sooyoung hanya diam ditempat. Dia tidak berusaha mencari tempat berteduh seperti orang lain.
“Aku memang tidak tahu diri. Tentu saja Seohyun jauh lebih baik daripada aku. Dia manusia, dia cantik dan juga manis.” Gumam Sooyoung sambil menatap air hujan yang jatuh dan membuatnya basah kuyup. Hatinya jadi lebih tenang.
“Jangan biarkan dirimu kehujanan seperti itu.” Ucap seseorang. Sooyoung menoleh. Kyuhyun? Mau apa dia?
“Aku tidak mau kau sakit. Karena aku sangat membutuhkanmu untuk menemui Seohyun nanti malam.” Lanjut Kyuhyun. Sooyoung ingin lari dari hadapan Kyuhyun saat mendengar nama Seohyun. Tapi terlambat, Kyuhyun sudah mencengkram tangannya.
“Ayo pulang!” Ajak Kyuhyun lalu memayungi Sooyoung. Sooyoung pun tidak bisa melawan lagi.
*******
Malam pun tiba. Kyuhyun sudah membuat janji dengan Seohyun. Mereka akan bertemu ditaman kota jam 8 malam nanti. Kyuhyun sangat senang dan tidak sabar ingin bertemu dengan Seohyun. Dari tadi dia terus terusan bersenandung tidak jelas dan merapihkan kerah kemejahnya yang sebenarnya sudah sangat rapih. Sedangkan Sooyoung hanya menatapnya kesal sambil meniup-niup poninya keatas.
“Ah, kepalaku sakit. Sepertinya aku tidak bisa ikut denganmu.” Sooyoung berusaha berbohong. Tapi apa daya, Kyuhyun tidak mudah dibohongi.
“Kau jangan pura-pura. Bukankah dulu kau bilang kalau jin tidak bisa sakit kepala?”
Ya, benar. Beberapa bulan yang lalu Sooyoung pernah bercerita tentang itu. Ah! Bodoh sekali. Kenapa dia tidak bilang kalau dia sakit gigi, sakit perut atau sakit yang lain?
“Kajja!” Kyuhyun menarik tangan Sooyoung dengan paksa. Mereka pun pergi ke taman kota. Tak lupa pula Kyuhyun membawa gaun yang ‘katanya’ dibeli untuk Seohyun.
*******
Kyuhyun dan Sooyoung sudah dekat dengan taman kota. Tiba-tiba Kyuhyun berhenti dan menatap Sooyoung.
“Soo, kumohon. Bantu aku! Nanti kalau aku memeluk atau menciumnya, tolong ciptakan kembang api atau apapun yang romantis.” Mohon Kyuhyun. Sooyoung hanya meniup poninya dan melipat kedua tangannya didepan dada. Karena kesal diperlakukan seperti itu, Kyuhyun langsung menahan poni Sooyoung yang berterbangan dengan telapak tangan kanannya lalu membenarkan posisinya yang sedikit berantakan.
“Aku percaya kau bisa, Soo.” Lanjut Kyuhyun lalu mencium kening Sooyoung dengan lembut. Sooyoung kaget bukan main.
“Aku pergi dulu.” Kyuhyun pun meninggalkan Sooyoung sendirian. Sooyoung masih diam membayangkan kejadian tadi. Tiba-tiba dia tersenyum.
“Tapi, apa aku harus membantunya?” Sooyoung bertanya pada dirinya sendiri. Jika ia membantunya, itu berarti dia menyakiti dirinya sendiri. Tapi jika tidak, itu berarti ia menyakiti orang yang dicintainya, Kyuhyun.
“Baiklah, aku akan membantunya kali ini. Biarlah aku yang sakit.” Sooyoung tersenyum masam lalu mendekati Kyuhyun dan Seohyun yang sudah duduk berdua.
Sooyoung melangkah dengan hati-hati agar tidak ketahuan oleh Seohyun. Dia pun bersembunyi disebuah pohon glodok besar yang berdekatan dengan tempat SeoKyu. Mata Sooyoung benar-benar panas melihat mereka berdua tertawa lepas. Dia dan Kyuhyun jarang sekali seperti itu.
Tiba-tiba Kyuhyun merangkul Seohyun dan mata mereka saling bertatapan. Kyuhyun seperti mengatakan sesuatu tapi Sooyoung menutup telinganya supaya dia tidak mendengarnya.
“Genie!” Panggil seseorang dari belakang Sooyoung.
Sooyoung bisa mendengar itu dengan jelas dan dengan cepat membalikkan badannya.
“Donghae oppa?” Sooyoung kaget bukan main melihat kakaknya yang sesama jin ada disini.
“A- apa yang kau lakukan disini?” Tanya Sooyoung gelagapan.
“Genie, kau tidak boleh mencintai manusia! Kau tahu kan apa konsekuensinya jika ayah mengetahui hal ini?” Bentak Donghae. Sooyoung terdiam lalu membalikkan badannya lagi untuk melihat apa yang dilakukan SeoKyu.
Mata Sooyoung terbelalak, hatinya terbakar, bibirnya bergetar, air matanya jatuh tak tertahankan ketika melihat Kyuhyun mengecup Seohyun. Entah dipipi atau dibibir. Sooyoung tidak tahu, karena ia tidak mau melihat adegan itu lebih lama lagi. Sooyoung juga teringat akan permohonan Kyuhyun. Dengan cepat dia menggunakan kekuatannya untuk meciptakan kembang api. Benar-benar indah. Tapi hal itu membuat air mata Sooyoung semakin meluap. Dia jatuh terduduk dengan lemas.
“Oppa…” Lirih Sooyoung saat Donghae memeluknya.
“Lupakan dia, Genie. Manusia dan jin tidak bisa bersama. Kau tahu itu kan?” Sooyoung mengangguk sambil terus menangis.
“Oppa, aku mau pergi dari sini.” Sooyoung melepas pelukannya lalu berlari menuju apartemen Kyuhyun. Dia terus menangis. Sedangkan Donghae segera mengejarnya dari belakang.
*******
(saran: coba baca dialognya sambil dengerin lagu If-nya Taeyeon. Mungkin bisa lebih menyentuh hehe)
Sooyoung terduduk lemas disofa. Kini dia sudah ada diapartemen. Air matanya tidak mau berhenti. Kejadian tadi terlalu menyakitkan.
“Aku mencintaimu, Kyu… Kau harus tahu itu. Tapi aku tak sanggup mengatakannya karena aku…” Kata-kata Sooyoung terhenti oleh isakkannya.
“Karena aku bukan manusia. Saat aku bilang kalau aku tidak bisa membuat Seohyun jatuh cinta padamu, sebenarnya itu bohong. Aku bisa melakukannya. Yang tidak bisa aku lakukan adalah membuat manusia jatuh cinta padaku. Maafkan aku karena telah membohongimu.. Maafkan aku.”
“Aku tahu, aku terlalu bodoh karena bisa jatuh cinta padamu. Aku lupa akan statusku yang bukan manusia. Bagaimana bisa kau mencintaiku? Dan… tentu saja aku tidak lupa dengan kesepakatan kita.”
*******
“Sooyoung-ah! Kenapa kau meninggalkanku ditaman tadi?” Kyuhyun membuka pintu apartemennya yang tidak terkunci itu.
Tapi… Kenapa apartemennya kosong?
“Choi Sooyoung! Dimana kau?” Panggil Kyuhyun. Tak ada jawaban. Dia pun mengecek semua ruangan. Tapi tetap kosong.
“Choi Sooyoung!” Panggil Kyuhyun sekali lagi. Tetap tak ada jawaban.
“Mungkin dia sedang berjalan-jalan sebentar.” Pikir Kyuhyun lalu membaringkan badannya disofa.
“Aku mencintaimu, Kyu… Kau harus tahu itu. Tapi aku tak sanggup mengatakannya padamu karena aku bukan manusia. Saat aku bilang kalau aku tidak bisa membuat Seohyun jatuh cinta padamu, sebenarnya itu bohong. Aku bisa melakukan itu. Yang tidak bisa aku lakukan adalah membuat manusia jatuh cinta padaku. Maafkan aku karena telah membohongimu.. Maafkan aku.”
Tiba-tiba seperti ada yang berbisik pada Kyuhyun. Suara itu terdengar begitu lembut dan diselingi oleh tangisan. Kyuhyun terbangun karena mendengar suara itu. Diliriknya arloji yang melingkar manis dipergelangan tangannya.
“Ini sudah pukul tiga pagi. Kenapa Sooyoung belum juga kembali?” Tanya Kyuhyun.
Rasa khawatir mulai menyelimuti dirinya. Dengan cepat, Kyuhyun berlari keluar apartemen untuk mencari Sooyoung.
“Sooyoung! Sooyoung!” Kyuhyun terus meneriakkan nama Sooyoung sambil berlari. Dia tidak peduli dengan udara yang sangat dingin pagi itu.
Sudah 30 menit dia pergi mencari Sooyoung namun hasilnya nihil. Lagipula Sooyoung juga tidak pernah berani pergi keluar apartemen sendirian. Jadi intinya, Kyuhyun hanya membuang – buang waktu dan tenaga. Tapi rasa khawatirnya sudah membuat Kyuhyun melupakan segalanya. Kyuhyun pun pulang ke apartemennya dengan perasaan campur aduk.
.
.
“Apa ini? Perasaan tadi tidak ada.” Kyuhyun meraih sebuah kertas berwarna pink yang ada diatas meja.
-Kyuhyun-ssi, terimakasih karena telah menjaga yeodongasengku. Kini dia harus pergi bersamaku. Semoga kau bahagia.-
Begitulah isi suratnya.
“Yeodongsaeng? Apa yang dia maksud Sooyoung? Jadi, dia sudah pergi?” Tanya Kyuhyun lalu menghela nafas panjang. Diambilnya sebuah tas berisi gaun. Gaun itu, gaun yang disukai Sooyoung. Gaun yang katanya ingin dia berikan pada Seohyun.
“Soo, gaun ini.. Aku membelinya untukmu. Bukan untuk Seohyun. Waktu itu aku bingung kenapa aku sampai membeli gaun ini. Tapi ketika mengingat kau sangat menyukai gaun ini, aku jadi sadar kalau aku membelinya untukmu. Aku tidak mau mengakui kalau ini untukmu karena aku terlalu malu. Makanya aku bilang kalau ini untuk Seohyun. Soo, aku ingin melihatmu menggunakan gaun ini. Kau pasti akan terlihat sangat cantik.” Kyuhyun berkata dengan lirih sambil membayangkan Sooyoung memakai gaun itu dan tersenyum padanya.
“Geojitmal! Aku memang tidak pantas memakainya.”
Tiba-tiba Kyuhyun mendengar suara Sooyoung. Mungkin hanya halusinasi, pikirnya.
“Tapi kau meninggalkanku seperti ini. Tanpa pamit dariku.” Entah kenapa, air mata Kyuhyun jatuh tiba-tiba.
“Kau munafik. Tidak usah pura-pura menangis karenaku.”
Lagi-lagi suara Sooyoung terdengar begitu lembut. Kyuhyun tersentak mendengar suara itu. Apakah Sooyoung kembali?
“Soo, kaukah itu?” Tanya Kyuhyun sambil mengedarkan penglihatannya. Tak ada jawaban. Ya, sepertinya memang halusinasi.
“Choi Sooyoung.. Itu nama yang aku berikan padamu saat pertama kali kita bertemu. Kau tahu kenapa aku memberimu nama Choi Sooyoung? Dulunya ibuku ingin memberi nama itu kalau aku lahir sebagai perempuan. Tapi karena aku laki – laki, nama itu tidak jadi dipakai. Nama Choi Sooyoung itu sangat cantik sama seperti pemiliknya sekarang.” Kyuhyun kembali mengingat kejadian dibukit belakang sekolah saat dia dan Sooyoung pertama kali bertemu, saat Sooyoung memeluknya tiba – tiba, saat Sooyoung membuktikan kalau dia benar-benar jin, dan juga saat Sooyoung merubah penampilannya.
“Aku menyayangimu.”
“Kalau kau menyayangiku, kenapa kau baru mengatakannya? Dan kenapa kau masih terus mengejar Seohyun? Pembohong.”
“Dulu, aku tidak yakin dengan perasaanku padamu. Sampai pada saat kau menciumku, menggigit bibirku dan aku mencium keningmu, aku yakin kalau aku memang menyayangimu. Kau ingat saat aku melarangmu kehujanan? Itu bukan karena aku membutuhkanmu untuk mendekati Seohyun, tapi karena aku tidak mau kau sakit.”
“Soo, aku… akan sangat merindukanmu.. Genieku, gomawoyo.” Ucap Kyuhyun sambil terus menangis. Dia merasa sangat menyesal karena baru mengakui hal itu. Pada saat Sooyoung telah menghilang dari hidupnya. (Kyuhyun-ah, pabo ya! T_T)
“Jangan menangis, bodoh! Aku juga akan merindukanmu lebih dari kau merindukanku.”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar