Title : My Girlfriend is Genie (MGIG)
Author : srikandikaputri
Main cast : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun
Other cast : Lee Donghae, Choi Siwon, Victoria Song
Genre : Romance, Humor
===============
Sore itu, Soojin pergi ke jembatan Banpo. Angin sore terasa begitu sejuk membuat hatinya menjadi lebih tenang. Ia menatap sebuah cincin yang melingkar dengan indah dijari manisnya.
“Mungkin, aku memang harus menjauh darinya.” Gumam Soojin lalu mencabut cincin itu dari jarinya. Saat hendak membuangnya ke sungai Han, seseorang menahan tangannya.
“Jangan buang cincin itu.” Larang orang itu. Soojin menoleh.
“Kyuhyun… kau lagi…” Lirih Soojin. Kyuhyun menarik tangan Soojin dan merebut cincin itu.
“Kenapa kau mau membuangnya? Bukankah ini dari cinta pertamamu?” Tanya Kyuhyun.
“Untuk apa aku menyimpannya dan terus menunggunya? Aku yakin kami tak bisa bersama.” Jawab Soojin tersenyum pahit.
“Jangan menyerah begitu saja. Bukankah cinta harus diperjuangkan?” Kyuhyun memasangkan kembali cincin itu ke jari manis Soojin. Badan Soojin bergetar. Kejadian ini mirip dengan malam itu.
“Gomawo. Aku harus segera pulang.” Pamit Soojin lalu pergi dari hadapan Kyuhyun.
******
Soojin mengendarai mobilnya dengan sangat cepat. Bukan karena dia hampir terlambat, tapi karena memang dia suka ngebut kalau mengendarai mobil. Ia berangkat seorang diri karena hari ini Donghae sedang ada pertemuan di gedung Perserikatan Jin Profesional Korea Selatan (emang ada? -.-). Soojin tidak mengikuti pertemuan itu karena dia belum termasuk jin profesional.
Tanpa terasa, kini Soojin telah tiba didepan kampusnya. Dengan cepat ia mengarahkan mobil kesayangan oppanya itu menuju parkiran.
“OMO!” Jerit Soojin tiba – tiba lalu mengerem mobilnya yang hendak memasuki parkiran.
Matanya membulat dengan sempurna saat melihat Kyuhyun menghadang mobilnya. Hampir saja ia menabrak namja itu.
“YA! APA YANG KAU LAKUKAN?” Teriak Soojin gak nyante. Kyuhyun hanya tertawa kecil lalu menuruni sepedanya.
“Tidak usah berteriak seperti itu.” Balas Kyuhyun santai. Soojin yang kesal dengan cepat turun dari mobilnya.
“Kau mau mati, huh?” Tanya Soojin tajam.
“Tentu saja tidak. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu.” Jawab Kyuhyun santai lalu menarik tangan Soojin.
“Lepaskan!” Soojin memberontak tapi Kyuhyun tak mempedulikannya dan terus menarik Soojin ke tempat yang sunyi.
“Kyuhyun oppa!” Panggil seseorang. Kyuhyun berhenti sejenak lalu menoleh ke orang itu. Soojin juga ikut melihatnya.
“Ada apa, Vic-ah?” Tanya Kyuhyun saat Victoria sudah berdiri di dekatnya. Yeoja itu tersenyum manis pada Kyuhyun.
“Aku ingin memberikan sesuatu padamu.” Jawab Victoria.
“Mianhae, aku sedang ada urusan dengannya. Nanti saja, ya.” Tolak Kyuhyun sambil menunjuk Soojin dengan dagunya. Victoria menoleh ke arah Soojin.
“Oppa, kau ada urusan apa dengan Soo eonni?” Tanya Victoria penasaran.
“Urusan asmara.” Kyuhyun menjawabnya singkat lalu kembali menarik paksa Soojin.
Victoria terdiam ditempat. Tiba – tiba tangannya meremas sebuah surat beramplop pink yang ada ditangannya.
“Menyebalkan!!” Gerutu Victoria.
.
.
Kyuhyun terus menarik Soojin sampai ke belakang gedung utama kampus mereka. Soojin sudah capek karena meronta sedari tadi.
BUK!
Satu tendangan keras dari Soojin mendarat ditulang kering Kyuhyun membuat empunya kaki menjerit kesakitan dan spontan memegang kaki kirinya yang kesakitan itu.
“Kenapa kau menendangku?” Tanya Kyuhyun dengan sedikit berteriak.
“Salah sendiri kau menarikku sembarangan.” Jawab Soojin dengan sedikit ragu – ragu. Dia merasa bersalah karena sudah berbuat kasar seperti itu.
“Ah, sakit sekali. Kekuatanmu itu tak sebanding dengan tubuh kurusmu.” Ucap Kyuhyun sambil mencoba berdiri.
“Jangan salahkan aku!” Balas Soojin ketus lalu meninggalkan Kyuhyun.
Kyuhyun menatap kepergian Soojin dengan raut wajah kecewa. Tiba – tiba mata Kyuhyun terhenti pada sebuah benda kecil berwarna hitam yang tergeletak ditanah. Dia mendekati benda itu lalu mengambilnya.
“Ponsel? Milik siapa ini?” Gumam Kyuhyun kecil lalu membuka flip ponsel itu.
Dilayar ponsel itu terpajang foto seorang yeoja dan namja. Kyuhyun tahu kalau yeoja itu adalah Soojin, tapi namja itu… sepertinya ia pernah melihatnya.
“Dia kan… orang yang sering menjemput Soojin.” Kyuhyun kembali mengingat – ingat namja itu.
Difoto itu Soojin memonyongkan mulutnya ke arah namja itu dan begitu juga dengan namja yang ada disebelahnya. Mereka terlihat seperti akan berciuman. Kyuhyun langsung menutup flip handphone itu lalu menyimpannya disaku celana.
******
Soojin berjalan santai menuju mobilnya. Saat hendak mengambil kunci mobilnya, dia merasa kalau ada yang kurang.
“Dimana ponselku?” Tanya Soojin sambil terus meraba saku celananya lalu memeriksa semua isi tasnya.
“Mungkin aku meninggalkannya di apartement.”
Setelah mengambil kunci mobilnya, ia segera melajukan mobilnya menuju gedung Perserikatan Jin Profesional Korea Selatan untuk menjemput Donghae.
Tanpa ia sadari, sedari tadi Kyuhyun terus berteriak memanggil namanya, berniat untuk mengembalikan handphonenya.
“Ah, aku antar saja ke apartementnya.” Ucap Kyuhyun saat mobil Soojin sudah jauh tak terlihat.
-Gedung PJPKS (?)-
Donghae keluar dari gedung bersama seorang namja dan yeoja.
“Akhirnya Genie sudah terdaftar sebagai jin profesional. Sepertinya raja kita akan membuat pesta besar haha.” Ujar si yeoja. Donghae tersenyum tipis mendengarnya.
“Aniyo, Yoona-ssi. Sepertinya appaku tak akan merayakan hal itu karena Genie tak mau kembali kesana.” Balas Donghae.
“Waeyo?” Tanya Yoona penasaran.
“Entahlah, sepertinya ia lebih senang di dunia haha.” Jawab Donghae.
“Oh haha.. aku juga berpikiran seperti itu. Donghae-ssi, bisakah kau mengantarku pulang?”
“Mianhae, aku tak membawa mobilku. Genie yang akan menjemputku nanti. Siwon-ah, kau saja yang mengantarnya.”
Siwon yang sedari tadi melamun langsung tersadar saat Donghae memukul bahunya pelan.
“Ne?” Tanya Siwon yang tak mendengar perkataan Donghae tadi.
“Huh, kau ini. Antarkan Yoona pulang ya!” Donghae mengulang perkataannya.
Siwon sebenarnya ingin menolak karena dia ingin segera pulang. Tapi ketika melihat Yoona yang sedikit khawatir karena langit sore itu sangat mendung, ia pun setuju dan mengangguk.
“Baiklah.” Balas Siwon.
Tak lama kemudian, sebuah mobil hitam berhenti dihadapan mereka. Pengendara mobil itu membuka kaca jendela. Tampak seorang yeoja berkaca mata hitam sedang duduk dengan santai di kursi pengemudi.
“Oppa!” Panggil yeoja yang tak lain adalah Soojin.
“Ah, itu Genie. Aku pulang duluan ya. Annyeong!” Pamit Donghae lalu mendekat ke arah Soojin.
“Turun!” Perintah Donghae.
“Wae?” Tanya Soojin bingung.
“Aku yang mengemudi.” Jawab Donghae lalu membuka pintu mobil dan menarik Soojin keluar.
Soojin berdecak kesal lalu berjalan menuju pintu mobil yang ada disebelah kanan. Matanya berhenti sebentar pada yeoja yang ada disebelah Siwon.
“Yoona?” Soojin terlihat sangat senang lalu mendekati yeoja itu.
“Genie-ah.” Yoona langsung memeluk sahabat lamanya itu.
“Ah, akhirnya aku bertemu denganmu. Oh iya, jangan panggil aku Genie. Panggil saja aku Soojin. Ara?” Yoona mengangguk mantap lalu tersenyum manis sekali.
“Ehemm, Soojin-ah, bisakah kita pulang sekarang?” Tanya Donghae dari dalam mobil.
“Haha aku lupa. Yoona, aku pulang dulu ya. Annyeong~”
Mobil Donghae pun pergi meninggalkan Siwon dan Yoona yang masih berdiri diteras gedung itu. Yoona terlihat sangat canggung berdiri disebelah Siwon.
“Ayo kita pulang. Sebentar lagi hujan.” Ajak Siwon lalu menarik tangan Yoona. Wajah Yoona langsung memerah saat Siwon memegang tangannya. Jantungnya berdegup kencang dan segera melepas genggaman tangan Siwon.
“Ada apa?” Tanya Siwon yang langsung menghentikan langkahnya dan menatap Yoona bingung. Yeoja itu semakin salah tingkah dibuatnya.
“Ah, aniyo.. aku bisa berjalan sendiri.” Jawab Yoona sambil tertawa garing. Siwon mengedikkan bahunya lalu berjalan menuju parkiran mobil.
‘Hmm… padahal aku mau diantar oleh Donghae, kenapa jadi dia yang mengantarku?’ Gerutu Yoona dalam hati lalu menyusul Siwon.
******
Kyuhyun POV
Malam ini aku pergi ke apartement Soojin. Aku memencet bel apartementnya. Aku ingin mengembalikan ponselnya. Sudah berulang kali aku memencet belnya tapi tak ada yang membukakan pintu untukku.
Kreek…
Pintu itu terbuka saat aku tak sengaja menekan ganggang pintunya. Rupanya dia tidak mengunci pintu apartementnya. Dengan ragu, aku melangkah masuk ke apartement itu.
“Soojin-ssi…” Aku terus memanggil Soojin tapi tak ada jawaban.
Mungkin dia sedang keluar. Aku duduk disofa yang ada di ruang tengah apartement itu. Mataku menerawang kemana – mana untuk melihat keadaan apartement itu. Cukup besar dan sangat rapih.
“Apa ini?” Perhatianku tertuju pada sebuah album foto yang ada diatas meja. Aku mengambilnya dan membukanya perlahan. Kulihat foto – foto itu satu per satu. Saat membuka halaman selanjutnya, sebuah foto diletakkan terbalik dan pada bagian belakangnya tertulis ‘Really Miss You’. Aku penasaran dan langsung mengeluarkan foto itu.
“I- ini kan?” Aku kaget saat melihat sosok dalam foto itu.
Itu kan aku! Kenapa dia menyimpan fotoku dan menuliskan ‘Really Miss You’ dibelakangnya? Jangan – jangan dia… Sooyoung?
Karena penasaran, aku kembali membuka halaman berikutnya. Satu foto lagi diletakkan terbalik. Dibelakangnya tertulis ‘Your first gift to me’. Aku membalikkan foto itu dan benar saja, itu adalah foto cincin yang dipakainya. Ah, aku semakin yakin kalau dia adalah Sooyoung.
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya seseorang membuatku spontan menjatuhkan album foto itu. Aku menoleh ke arah pintu. Tampak Soojin sedang berdiri disana dengan mata berkaca – kaca. Dia berlari cepat ke arahku lalu mengambil album foto itu dan mendekapnya.
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanyanya lagi dengan sedikit berteriak. Hidungnya sudah memerah karena menahan air matanya itu.
“Aku ingin mengembalikan ini.” Jawabku pelan sambil memberikan ponselnya. Dia mengambil ponsel itu lalu berlari keluar apartement sambil membawa album foto itu.
“Sooyoung!” Panggilku dan berusaha mengejarnya.
Saat akan keluar dari pintu apartement, seorang namja menahanku dan menatapku dingin.
“Mau kemana kau?” Tanyanya.
“Tentu saja mengejar Sooyoung. Lepaskan!” Aku berusaha melepaskan tanganku tapi tenaganya tiga kali lipat lebih kuat dariku.
“Tak akan kubiarkan kau mendekatinya lagi. Apa kau tak puas sudah menyakitinya, huh?”
“Apa maksudmu?”
“Tak usah pura – pura tidak tahu, Cho Kyuhyun.” Ucapnya sambil tersenyum sinis.
“Diam kau!” Aku menarik tanganku sekuat tenaga. Dan… berhasil!
Setelah bebas dari namja itu, aku segera berlari menyusul Sooyoung. Aku turun melalui tangga darurat.
Aku pun tiba dilantai dasar. Aku melihat Sooyoung berjalan lemah keluar dari lift. Ia menangis sambil terus mendekap album foto tadi. Saat akan mendekatinya, ia menyadari keberadaanku dan berlari keluar dari gedung.
“Sooyoungie!” Panggilku lalu mengejarnya lagi.
Kulihat ia berhenti sebentar diteras gedung dan menyimpan album foto itu di jaketnya lalu kembali berlari. Diluar sana hujan. Sepertinya ia ingin melindungi album foto itu.
“Sooyoungie! Berhenti!” Teriakku sekali lagi begitu ia berlari menelusuri jalan yang telah basah karena hujan.
Dan tentu saja aku kembali mengejarnya tanpa kenal lelah. Larinya melambat begitu tiba dipersimpangan jalan. Tak kusiakan kesempatan itu. Kupercepat lariku dan…
GOTCHA!
Aku berhasil menangkapnya. Ia menatapku nanar. Air matanya tak terlihat begitu jelas karena terbawa air hujan. Aku langsung memeluknya erat.
“Lepaskan aku, Cho Kyuhyun.” Ucapnya disela tangisan sambil terus memukul – mukul dadaku.
“Sireo! Aku tak akan melepaskanmu lagi, Soo-ah.” Balasku dan mempererat pelukanku.
“Aku bukan Sooyoung. Aku Soojin.” Dia masih saja berbohong.
“Jangan bohong! Tolong katakan bahwa kau memang Choi Sooyoung.”
Tiba – tiba ia mendorongku dengan kuat. Kulihat matanya semakin membengkak.
“NE! AKU MEMANG CHOI SOOYOUNG, GENIE-MU YANG DULU! JADI KAU MAU APA, HUH?” Dia berteriak padaku sambil terus menangis. Air mataku juga ikut meluncur membasahi pipiku ketika melihatnya seperti itu. Rasa bersalahku padanya kembali muncul.
“Genie, ayo kita pulang!” Namja yang tadi menahanku datang dan menarik Sooyoung masuk ke mobilnya.
Sooyoung menurut dan langsung masuk ke dalam mobil. Namja itu menatapku tajam dan berjalan cepat ke arahku.
BUK!
Satu tonjokkan mendarat dipipi kananku. Aku jatuh tersungkur ke tanah. Darah segar keluar dari ujung bibirku. Tinjunya itu benar – benar kuat.
Kyuhyun POV END
Sooyoung POV
Aku masuk ke dalam mobil Donghae oppa dan menangis di dalam. Kulihat Donghae oppa menghampiri Kyuhyun dan menonjoknya hingga terjatuh! Pasti rasanya begitu sakit karena oppaku bukanlah manusia. Ingin sekali aku keluar dan menahan amarah oppaku. Tapi apa daya, aku tak kuat melihat Kyuhyun. Kini semua rahasiaku sudah terbongkar. Dan tentu saja Donghae oppa tak akan membiarkan ini begitu saja. Dia pasti akan segera mengirimku ke tempat appa dan itu adalah hal yang paling tidak kuinginkan.
“Gwaenchana?” Tanya Donghae oppa begitu masuk ke mobil.
Aku melihat keluar jendela. Kyuhyun menyandarkan tubuhnya yang terkulai lemah ke pohon. Aku kembali menangis melihat pemandangan itu. Sesekali tangannya mengusap perutnya yang kesakitan karena tinjuan bertubi – tubi dari Donghae oppa. Aku menatap oppaku tajam.
“Kenapa kau menyakitinya hingga seperti itu?” Tanyaku sambil terus menangis.
“Dia pantas mendapatkannya. Itu bahkan belum bisa membayar semua rasa sakit hatimu.” Jawab Donghae oppa.
“Tapi kau tak berhak melakukannya!”
“Kenapa tak berhak? Aku oppamu dan aku mempunya kewajiban untuk melindungimu!”
“Tapi…” Baru saja aku ingin membalas perkataannya, oppa langsung mengancamku.
“Akan kukirim kau besok!”
Aku terdiam ketika mendengar itu. Kuharap oppa hanya bercanda dengan perkataannya tadi. Donghae oppa pun menjalankan mobilnya.
******
Aku terbangun begitu seseorang membuka pintu kamarku. Kulihat Donghae oppa berjalan kearahku sambil tersenyum manis sekali.
“Ada apa, oppa?” Tanyaku dengan suara parau karena menangis semalaman.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Aku baik – baik saja.”
Tiba – tiba suasana menjadi hening. Aku takut mengungkit masalah tadi malam.
“Sepertinya mulai sekarang tak ada gunanya lagi aku memanggilmu Soojin didepan orang itu.” Ucap Donghae oppa. Aku melihatnya.
“Oppa, kumohon… jangan kirim aku ke tempat appa.” Aku memohon padanya.
“Aku harus mengirimmu kesana. Aku tak mau kau bertemu lagi dengannya.” Tolak Donghae oppa yang membuatku menangis. Dia melihatku dan langsung khawatir.
“Ya! Jangan menangis lagi.”
“Aku tak akan berhenti menangis kalau oppa mengirimku kesana.” Ancamku sambil terus menangis. Ia menghela nafas panjang mendengarnya.
“Baiklah. Kau masih boleh disini. Tapi ingat, jangan menemuinya!”
Aku langsung berhenti menangis dan memeluk oppaku itu. Dia memang oppa paling baik di dunia \(^o^)/
“Hah, aku paling tidak tahan melihatmu menangis.” Keluh Donghae oppa.
******
Hari ini, aku mengambil keputusan yang sangat nekat. Yaitu tetap pergi kuliah. Aku tahu kalau aku pasti akan bertemu Cho Kyuhyun kalau ke kampus. Tapi aku juga malas kalau harus berdiam diri di apartementku. Saat masuk ke kelas tari, seorang yeoja sudah duduk sambil melipat tangan didepan dada. Aku tersenyum dan mendekatinya.
“Good morning, Victoria!” Aku menyapanya dengan bahasa inggris. Dia menatapku sinis membuat senyumku memudar.
“Ya! Kenapa kau menatapku seperti itu, huh?” Tanyaku santai. Ia berdiri dan menamparku.
PLAK!
Aku langsung menatapnya kesal. Berani – beraninya dia menamparku! Apa dia sudah bosan hidup, huh?
“Kenapa kau menamparku, huh?” Bentakku.
“Karena kau memang pantas untuk ditampar.” Jawabnya sinis.
“Apa salahku?” Tanyaku tajam.
“Kau tak tahu apa salahmu? Salahmu adalah merebut Kyuhyun oppa dariku!”
Ah jadi dia menamparku karena itu. Kesal sekali aku dibuatnya! Aku pun langsung mendekatinya dan meremas kedua pipinya dengan satu tanganku (ngerti kan?). Dia meringis kesakitan.
“Ya! Wanita jalang, lepaskan aku!”
MWO? Dia berani menghinaku? Aku langsung menjambak rambutnya dengan tanganku yang satunya.
“Berani sekali kau mencari perkara denganku. Asal kau tahu saja, aku bisa membunuhmu dalam sedetik.” Bisikku padanya.
“Dan asal kau tahu, Kyuhyun lah yang mengejarku. Bukan aku yang mengejarnya. Jadi jangan salahkan diriku karena dia tak mencintaimu.” Bisikku lagi lalu melepas jambakan dan remasanku dengan keras hingga ia terjatuh ke lantai. Ia menatapku dengan penuh rasa takut.
“Jangan berbuat seperti itu lagi, ya?” Tanyaku dengan senyuman manis seakan tak terjadi apa – apa.
“Manusia apa kau ini?” Tanyanya dengan badan bergetar.
“Kau tak perlu tahu. Kalau kau tahu, kau bisa mati.” Jawabku asal – asalan untuk membuatnya semakin takut padaku dan tak lagi berbuat yang macam – macam.
.
.
Aku berjalan dengan sedikit cepat menuju kantin karena perutku tak bisa diajak kompromi. Tapi lagi – lagi Kyuhyun muncul dihadapanku! Aku menatapnya datar lalu kembali berjalan. Tapi dia menahanku dan untuk kesekian kalinya dia menarikku. Ah, dia suka sekali menarikku! Kali ini aku tak bisa memberontak karena keadaanku yang sedang kelaparan.
Kami berhenti didekat pohon tempat aku melempar cincinku dulu. Aku menatapnya kesal. Diwajahnya masih tedapat memar akibat pukulan dari Donghae oppa. Baru saja aku akan berteriak, ia langsung memelukku dengan erat.
“Lepaskan aku!” Bentakku.
“Kenapa kau selalu pergi dariku? Bukankah kau mencintaiku?” Tanyanya pelan.
“Itu dulu… sekarang, tidak.” Jawabku berbohong. Dia melepaskan pelukannya.
Mata kami saling bertatapan. Aku bisa melihat kesedihan dimatanya. Perlahan ia mencium keningku dengan lembut. Cukup lama, membuat hatiku sedikit tenang.
“Menjauh darinya!” Teriak seseorang dari kejauhan. Kyuhyun langsung melepas ciumannya. Aku dan Kyuhyun sontak menoleh ke arah orang itu. Choi Siwon? Dia berjalan mendekati kami dengan penuh amarah.
“Rasakan ini!”
“Arrrgghhh!”
“KYUHYUN!”
===========
To Be Continued!

Tidak ada komentar:
Posting Komentar